Pengaruh Ekonomi Terhadap Pendidikan Bangsa Indonesia


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pengaruh Ekonomi Terhadap Pendidikan Bangsa Indonesia

Image result for logo gundar 

Disusun Oleh :
Irvan Dwi Yanda / 22317992
Kelas : 2TB04

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.





DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………..
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………………
A.                Latar Belakang Masalah……………………………………………………
B.                  Rumusan Masalah ………………………………………………………...
C.                 Tujuan Penulisan……………………………………………………….......

BAB II
Pembahasan
A.    Definisi Ekonomi dan Pendidikan……………………………………………….
B.     Dampak Krisis Ekonomi di Indonesia Terhadap Biaya Anggaran Pendidikan….
C.     Dampak yang Ditimbulkan oleh Rendahnya Ekonomi Keluarga……………………………

BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………..
A.    Kesimpulan………………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Hingga saat ini tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara berkembang di Asia Tenggara. Masih banyak anak-anak baik di kota maupun suku pedalaman yang belum mengenal pendidikan. Pola hidup mereka sangat terbelakang dan berpikir pendidikan itu tidak penting, yang terpenting menurut mereka adalah bisa bekerja dan bisa membantu keluarganya.
Dan salah satu dampak pendidikan di Indonesia ini adalah karena perekonomian di Negara kita. Semakin perekonomian itu baik maka pendidikan di suatu Negara itu akan baik pula. Rata-rata pendidikan di Indonesia itu masih terbilang sangat mahal, jadi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Secara umum, pendidikan merupakan salah satu dari berbagai investasi manusia yang sangat memberi andil dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan maka seorang individu akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga menjadi manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas sesuai harapan. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik diharapkan manusia dapat membuka cakrawala berpikir, memperluas wawasan serta menguasai pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan pembangunan nasional.
Dalam mengoptimalkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi maka faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kelanjutan pendidikan. Harus diakui bahwa banyak anak yang mengalami putus sekolah karena disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi.
Ditengah krisis ekonomi yang seperti sekarang ini, beban orang tua menjadi sangat besar sehingga kebutuhan keluarga terkadang sulit terpenuhi. Di samping itu, beban yang banyak dirasakan oleh setiap orang tua adalah tingginya biaya pendidikan. Setiap tahun biaya pendidikan semakin meningkat, sehingga orang tua terutama orang tua yang berpenghasilan rendah merasa terbebani. Kondisi seperti ini akan berpengaruh bagi kelangsungan masa depan anak, sementara disisi lain, anak dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Sementara hal yang sangat memberatkan pada orang tua yang berpenghasilan rendah adalah tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua dalam hal ini merupakan kendala yang sangat besar. Oleh karena itu, kendala ekonomi keluarga ini akan menjadi pusat perhatian yang cukup serius baik oleh orang tua sendiri terutama oleh pemerintah yang selama ini telah menghapuskan sumbangan biaya pendidikan (SPP). Namun, pada sisi lain para murid yang kurang mampu biaya pendidikan sama dengan orang tua yang ekonominya cukup memadai. Biaya pendidikan yang dimaksudkan, dikelola oleh Komite Sekolah yang juga merupakan wakil dari orang tua. Namun, sesungguhnya tidak mencerminkan sebagai wakil orang tua terutama dirasakan oleh orang tuanya yang berpenghasilan rendah. Untuk memecahkan persoalan ini, penulis akan membahas lebih dalam tentang ekonomi keluarga ini berpengaruh terhadap kelanjutan pendidikan anak di Sekolah Dasar, sementara pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dan kesejahteraan rumah tangga.

B.       Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa definisi ekonomi dan pendidikan?
2.    Mengapa ekonomi dapat mempengaruhi pendidikan?
3.    Bagaimana dampak rendahnya ekonomi?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Dampak Ekonomi Terhadap Pendidikan” adalah sebagai berikut:
1.        Mengetahui pengertian ekonomi dan pendidikan
2.        Mengetahui apa yang menjadi krisis ekonomi di Indonesia
3.        Mengetahui dampak dari ekonomi
4.        Memberi pengetahuan baru kepada masyarakat apa itu ekonomi terhadap pendidikan dan dampak apa saja yang ditimbulkan
5.        Sebagai acuan agar kita bisa lebih maju dan berkembang


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Ekonomi dan Pendidikan
Ilmu ekonomi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dengan menentukan pilihan-pilihan sumber daya yang langka untuk mencapai kesejahtaeraan manusia. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

B.       Dampak Krisis Ekonomi di Indonesia Terhadap Biaya Anggaran Pendidikan
Belahan Negara manapun termasuk di Indonesia kena tamparan keras dan telak krisis keuangan global yang diakibatkan oleh krisis keuangan Amerika Serikat sehingga kondisi demikian menyebabkan keuangan dalam negeri pertiwi ini menjadi labil atau mengalami defisit anggaran. Kondisinya cukup keruh dan sangat mengkhawatirkan. Ketika kondisinya menjadi demikian, ini pun membuat masyarakat menjadi harap-harap cemas, apakah pemerintah bisa mengatasi hal tersebut sesegera mungkin.
Dalam konteks demikian, pemerintah meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak panik menghadapi kenyataan krisis tersebut sebab akan segera dipulihkan. Namun terlepas krisis tersebut akan segera selesai atau terus berlanjut beberapa waktu kedepan, ada satu persoalan cukup mendasar yang bisa diamati lebih serius akibat dampak krisis global tersebut. Tanggal 16 Agustus 2008 lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menetapkan alokasi anggaran pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009 sebesar 20%. Bila dinominalkan sekitar Rp. 224 triliun. Para pengamat ekonomi justru agak pesimis, pemerintah akan mampu merealisasikan anggaran 20% sedemikian sebab keuangan Negara berada dalam ancaman resiko sangat tinggi. Sebab anggaran Negara bisa jebol atau akan membengkak sangat besar ketika harus dipaksakan untuk sesuai target 20%. Akan tetapi, optimisme untuk tetap sesuai dengan persentase 20% juga meninggi bila mencermati harga minyak dunia yang juga turun tajam, mencapai US$ 65/barel. Sehingga posisi demikian terkadang pula melahirkan pertimbangan- pertimbangan cukup dilematis antara “bisa” atau “tidak bisa” untuk sampai target 20%. SBY menyampaikan bahwa harga minyak dunia mengalami naik turun sehingga sangat sulit untuk memprediksi harga minyak dunia saat ini akan tetap pada posisi stabil atau tidak kedepannya. Mencermati krisis tersebut yang cukup membahayakan keuangan negara, maka pemerintah jangan sampai mengambil kebijakan yang bersifat jangka pendek ( short-term) dengan satu tujuan supaya dunia pendidikan bisa ditingkatkan persentase anggarannya. Salah mengambil kebijakan, maka ongkos yang harus dibayar pun sangat besar.Sehingga diakui maupun tidak, pertimbangan mengambil langkah-langkah penanggulangan dan penyelamatan keuangan negara harus didasarkan pada kepentingan jangka panjang (long-term). Tidak menjadi persoalan ketika pemerintah di bawah kendali SBY melanggar janji politiknya untuk harus sesuai target anggaran pendidikan 20% selama menggunakan pertimbangan rasional. resiko besarnya adalah citra politik pemerintah harus anjlok di depan masyarakat di negeri ini dari Sabang sampai Merauke. Sehingga para guru atau sejumlah elemen masyarakat yang sangat gembira atas rencana dinaikkannya anggaran pendidikan 20% menjadi kecewa dan gigit jari. Mereka pun akan menstempel pemerintah sebagai penyelenggara negara yang tidak konsisten. Akan tetapi itu adalah pilihan politik yang harus diambil apabila pilihan-pilihan lainnya tidak ada. Ketika pemerintahan SBY gagal mewujudkan anggaran pendidikan 20%, maka itu harus diterima secara terbuka. Ini ibarat buah simalakama yang harus ditelan kendati pun tidak enak rasanya. Bukan berarti pula, SBY tidak memiliki kehendak dan kemauan politik sangat tinggi supaya anggaran pendidikan memiliki persentase sangat besar. Hal tersebut   terjadi karena pertimbangan-pertimbangan lain yang lebih mendesak bagi penyelamatan bangsa dan negara ini.







C.              Dampak yang Ditimbulkan oleh Rendahnya Ekonomi Keluarga.
            Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pendidikan sebagai hak asasi individu anak bangsa telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 10 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-undang. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat,maupun pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan (UU RI  No. 2 tahun 2003:37).  Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Dampak lain yang dibutuhkan oleh rendahnya ekonomi keluarga adalah anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini akan ikut mengganggu aktivitas belajar anak (Slameto, 1991:66).  
Kemapanan ekonomi ini sangat membantu siswa untuk melengkapi sarana dan prasarana belajarnya sehingga proses belajarnya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, persoalan ekonomi juga dapat membantu sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar mengajar di sekolah melalui BP-3 maupun SPP siswa.
Persoalan ekonomi merupakan salah satu persoalan sangat penting dalam proses pendidikan formal. Oleh karena itu, bilamana ekonomi seseorang mengalami kesuraman niscaya proses pendidikannya akan terhambat. Bahkan mungkin terjadi proses pendidikannya akan terhenti disebabkan ketidakmampuan ekonomi keluarga membiayai pendidikannya.Sementara biaya pendidikan dewasa ini, kian hari kian meningkat seiring dengan semakin meningkatnya berbagai kebutuhan, termasuk kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, ditambah semakin meningkatnya biaya kebutuhan pokok sehari-hari. Di sisi lain, daya beli masyarakat menjadi tidak terjangkau atau semakin menurun.
Oleh karena itu tidak diragukan bahwa betapapun sulitnya perekonomian, masalah pendidikan bagi anak tetap mendapatkan perhatian dari masing-masing orangtua. Karena mayoritas orangtua murid termasuk orang-orang yang tahu dan mengerti tentang pendidikan, terutama pendidikan terhadap anak. Oleh karena itu mereka di samping bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, juga dituntut menyediakan biaya terhadap pendidikan anak-anaknya. Walaupun diantara mereka terdapat keluarga yang berekonomi pas-pasan (rendah). Dukungan orangtua terhadap anaknya untuk melanjutkan pendidikan seperti yang tampak pada sekolah dasar Perumnas Antang. Di sekolah dasar Perumnas Antang ternyata muridnya ada yang memiliki latar belakang keluarga yang berekonomi lemah, seperti orangtuanya bekerja buruh bangunan dan tukang becak. Pekerjaan tersebut tidak berarti tidak memperoleh penghasilan, namun hasil yang diperoleh tidak memenuhi keperluan hidup rumah tangga mereka, akibatnya pendidikan anak-anak mereka terbengkalai dan bahkan ada yang berhenti. Hal ini terjadi disebabkan oleh semakin tingginya biaya pendidikan dewasa ini, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pada Peguruan Tinggi. Pendapatan orangtua mereka memang tidak sama perkapitanya, akan tetapi rata-rata penghasilan orangtua mereka minimum Rp. 300.000,-/bulan, bahkan ada yang lebih rendah. Dengan demikian, rata-rata penghasilan orangtua mereka dalam setiap bulannya dapat dikatakan sebagai penghasilan yang sangat sederhana namun ada pula penghasilan orang tua yang sangat rendah sehingga mereka tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rendahnya ekonomi keluarga berdampak pada pemenuhan perlengkapan belajar siswa, misalnya pembelian buku paket, dan kelengkapan lainnya baik di sekolah maupu di lingkungan keluarga siswa. Di samping itu, rendahnya ekonomi keluarga dapat pula berdampak pada kelanjutan pendidikan anak bahkan ada yang sampai putus sekolah dan menjadi anak jalanan. Dedi Supriadi (2004:13) mengemukakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Ilmu ekonomi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dengan menentukan pilihan-pilihan sumber daya yang langka untuk mencapai kesejahtaeraan manusia. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.


















DAFTAR PUSTAKA

Eysenck, H.J. Encyclopedia of psycology. Fantana/Collins in association with search press:1972
Tim Sosialisasi penyemaian jati diri bangsa. Membangun Kembali Karakter Bangsa.
Jakarta: Alex media komputindo, 2003.
Abu Alghifari. Memburu idola melupakan jati diri. Bandung: Mujahid Press, 2004


Komentar