PERMASALAH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

Sebagian orang yang beranggapan arsitek adalah orang yang perlu disalahkan mengenai kerusakan lingkungan karena tentu apa yang dibangun oleh arsitek akan merusak tatanan lingkungan yang ada disekitarnya. Namun  Ini semua tidak sepenuhnya benar.
Permasalahan mendasar adalah arsitek tidak memperhatikan KDB, KLB, GSB sehingga berpengaruh buruk pada lingkungan sekitarnya. Lainya adalah permasalah dengan limbah yang dihasilkan pasca pembangunan limbah dari tubuh dalam tubuh manusia atau atau luar tubuh (limbah cuci,dll). Tapi mengatasi permasalahan tersebut dengan cara menghentikan pembangunan bukanlah jalan keluar dari permasalahan tersebut.
dewasa ini Tidak sedikit arsitek yang telah menyumbangkan pemikiran bagi dunia tentang bagaimana membangun sebuah bangunan yang ramah lingkungan dan tidak membuat kerusakan di alam sekitarnya. Dengan keahlian yang dimiliki seorang arsitek, mereka dapat membantu melestarikan lingkungan dan tetap melakukan pembangunan, seperti membangun rumah atau bangunan yang sering disebut green building karena bangunannya yang bersahabat dengan lingkungan

            Prinsip pada green building sendiri adalah :
  1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
  2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
  3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang.
  4. Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
  5. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut.
  6. Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada).
  7. Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
  8. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

Components of a green building
Dengan prinsip sebagai berikut arsitek dapat meminimalisir kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan. Serta menciptakan lingkunan yang sehat dan lebih baik.

 Contoh penerapan green building :

Struktur bangunan ini secara khusus didesain untuk rungan kolaboratif yang dapat menyimbolkan pendidikan lingkungan berkelanjutan. Sebuah tempat berkumpulnya komunitas sekitar untuk bertukar ide tentang sustainable development.
Tak hanya fungsinya yang ‘green’, bangunan ini juga ramah likungan dengan dinding-dinding taman vertikal di dalamnya. Atapnya mampu menetralisir polutan di udara, juga kaca yang terbuat sepenuhnya dari material limbah.
Courtesy of LAMDD



Karya arsitektur yang indah ini kini menjadi ikon di Milan, Italia. Selain indah, hutan vertikal di gedung ini adalah rumah bagi lebih dari 700 pohon dan 90 spesies tanaman. Tanaman-tanaman ini dipilih untuk memproduksi oksigen, mengurangi polusi suara, dan mengatur temperatur.
Courtesy of Stefano Boeri Architetti

sumber:
  • https://nazarul14.wordpress.com/2015/10/07/bangunan-green-arsitektur/
  • http://qodrryandrea.blogspot.com/2014/10/masalah-arsitektur-pada-lingkungan.html
  • http://www.mongabay.co.id/2016/12/28/10-green-building-terbaik-2016-yang-begitu-menginspirasi/




Komentar