Peran Musik Dalam Pembentukan Karakter Bangsa Indonesia


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Peran Musik Dalam Pembentukan Karakter Bangsa Indonesia”

Image result for logo gundar



Disusun Oleh :
Irvan Dwi Yanda / 22317992
Kelas : 2TB04

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.















DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................I
Daftar Isi..............................................................................................................II
BAB I
Pendahuluan........................................................................................................1
A.                Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B.                 Masalah……………..........................................................................2
C.                 Rumusan Masalah..............................................................................2
D.                Manfaat…………………………......................................................3
BAB II
Pembahasan..........................................................................................................3
A.    Music........................................................................................................3
B.     Karakter dan Jati Diri Bangsa..................................................................5
C.     Peranan Musik Dalam Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa…....8
BAB III
Penutup................................................................................................................10
A.    Kesimpulan…………..............................................................................10
B.     Saran .......................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................11











BAB I
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang Masalah
            Pada saat sekarang ini, banyak grup band musik pop bermunculan, seperti Ungu, ST 12, Nidji, D’Masiv, Kotak, dan sebagainya. Selain karena musik yang  dibawakan ringan, juga karena mereka memiliki gaya dan ciri khas masing-masing sehingga lebih dikenal oleh masyarakat.  Tidak sedikit dari masyarakat yang membentuk ”fans club” atau penggemar dari setiap band tersebut. Orang dewasa hingga anak-anak kecil sangat menggandrungi band-band muda tersebut dimana lagu yang umumnya dibawakan bertemakan cinta. Lagu yang mereka sering dengar tersebut dapat mempengaruhi karakter dan jati diri mereka. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa lagu memiliki dampak dan pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter dan jati diri seseorang.
            Dengan melihat indikasi diatas, tak mengherankan bila tema musik yang berkembang saat ini lebih dominan pada tema cinta, putus cinta, ataupun tema keseharian yang bersifat individualistis. Hal tersebut tak urung menghasilkan individu masyarakat yang berkarakter individualistik. Lebih dari itu, karakter individualistis musik pun makin berani tampil dengan tema-tema liriknya yang terkesan vulgar. Hal ini sangat jelas terlihat dari lagu mari bercintanya Aura kasih dan Vicky Shu, Makhluk tuhan paling sexi yang dibawakan Mulan Jamila, Cinta satu malamnya Melinda dan banyak lagi. Lirik yang harusnya dikonsumsi oleh orang dewasa ini, karena musiknya yang asik akhirnya justru lebih banyak dinyanyikan oleh anak-anak.
            Berdasarkan latar belakang di atas saya tertarik untuk membahas dan mendalaminya dengan membuat  karya tulis ilmiah yang berjudul, ”Peranan Musik dalam Membentuk Karakter dan Jati Diri Bangsa”.






B.               Masalah
1.                  Lagu dan musik memiliki dampak dan pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter dan jati diri seseorang.
2.                  Tema musik yang berkembang saat ini lebih dominan pada tema cinta, putus cinta, ataupun tema keseharian yang bersifat individualistis.
3.                  Lirik yang harusnya dikonsumsi oleh orang dewasa, karena musiknya yang asik membuatnya lebih banyak dinyanyikan oleh anak-anak.
4.                  Musik bisa dikondisikan untuk menjadi satu alat dalam  pembentukan karakter dan jati diri bangsa bagi semua

C.               Rumusan Masalah
1.                  Apakah musik berperan dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa?
2.                  Musik seperti apa yang dapat membentuk karakter dan jati diri bangsa?
3.                  Nilai-nilai musik mana yang dapat membentuk karakter dan jati diri bangsa?
4.                  Bagaimana nilai-nilai tersebut dapat dibentuk?

D.               Manfaat
Manfaat penulisan karya makalah ini agar para penyuka musik dapat menjadikan musik sebagai sarana untuk mengembalikan dirinya sebagai anak bangsa yang mampu menjadikan bangsanya sebagai bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lainnya dibelahan bumi manapun.
Tujuannya agar para generasi muda bangsa ini mampu memiliki karakter yang baik dan mampu menjadi generasi yang memajukan bangsa dan negaranya dengan memanfaatkan media yang mereka sukai, yakni music.








BAB II
PEMBAHASAN

A.               Musik

1.      Definisi Musik
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Inonesia), musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Sedangkan menurut Wikipedia musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
Dengan demikian, maka dipahami bahwa musik adalah suatu bunyi nada atau suara yang disusun sehingga menghasilkan kesatuan dan kesinambungan bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang untuk didengar.

2.    Perkembangan Musik
Dalam sejarah kehidupan manusia, musik merupakan bagian yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Musik oleh manusia dijadikan sebagai media untuk menuturkan sesuatu dari dalam jiwanya yang tidak mampu dibahasakan melalui bahasa konvensional. Seni musik merupakan bagian dari proses kreatif manusia dalam mengolah bunyi-bunyian yang tercipta oleh alam. Unsur bunyi alam seperti suara unggas, denting kayu, gesekan bambu, rintik hujan dan sebagainya, diolah ke dalam bentuk instrumen musik yang tercipta dari tingkat ketrampilan dan pemahaman seniman tentang keselarasan bunyi instrumen dengan ritme kehidupan alam lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan zaman musik pun ikut berkembang dengan macam dan jenis alirannya yang semakin beraneka ragam, seperti: musik klasik, rakyat, tradisional, keagamaan, blues, jazz, country, pop, rock dan lain-lain.

3.    Peran Musik Dalam Kehidupan Manusia
Musik memiliki peran secara stimultan dalam diri pendengarnya. Terlebih pada mereka yang sangat menikmatinya. Pemilihan jenis atau lirik musik bisa merupakan bias dari perilaku pendengarnya, namun juga bisa menjadi satu stimulus untuk membentuk perilaku pendengarnya. Sebagai contoh, orang yang sedang bersedih, umumnya suka mendengarkan lagu-lagu sendu. Namun terkadang, orang yang sedang bersedih sengaja mendengarkan lagu-lagu gembira atau penyemangat untuk bisa mengubah suasana hatinya.
Selain itu, musik pun berpengaruh pada fisik, intelegensi dan emosi pendengarnya, sebagaimana bisa dilihat dalam bagan sebagai berikut: Irama denyut nadi, denyut jantung, logat dan intonasi bicara, aliran darah, ayunan langkah dan sebagainya. Tampak dalam bagan bahwa umumnya ekspresi musik berpengaruh pada fisik pendengarnya, dan hal ini tampak pada orang yang mendengar music dan tanpa sadar ia mengangguk-anggukan kepala ataupun menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti irama dan juga berpengaruh pada intelegensia dan emosi sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian yang membuktikan bahwa musik, terutama music klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien).
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan memiliki kecerdasan emosional dan intelegensi yang lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik disini adalah music yang memiliki irama teratur  dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada “miring”. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan music juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan music.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, dan bahkan raga manusia”. Untuk memastikan kedahsyatan pengaruh musik pada seseorang, psikolog Lewis, Dember, Schefft dan Radenhausen sengaja menyelidiki hubungan antara musik dengan suasana hati tahun 1995. Mereka memilah musik dan juga video dalam kategori positif dan negatif. Hasilnya, musik memiliki pengaruh besar tapi tidak demikian dengan video. Musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif dan sebaliknya.
Dengan kata lain, musik yang positif akan membawa kita kepada suasana hati yang positif dan sebaliknya. Karena itu, mereka yang bertemperamen melankolik dan introvert misalnya, bisa memakai musik yang positif untuk membantu Anda lebih ceria dan ekstrovert. Sebaliknya, mereka yang cenderung bertemperamen super aktif dan ekstrovert bisa mendengarkan lagu-lagu bernada tenang dengan lirik yang menyiratkan kedamaian hati. Musik memang tidak serta-merta mengubah kepribadian seseorang, tapi musik dapat membantu menciptakan suasana hati yang tepat. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang menyukai music.

B.               Karakter dan Jati Diri Bangsa

1.                  Hakikat Karakter dan Jati Diri Bangsa
Jati diri seseorang secara utuh dapat digambarkan dengan suatu simbol yang berlapis. Lapisan yang paling luar menunjukkan kepribadian yang ditampilkan keseharian (yang juga berisi identitas dan temperamen), lapisan kedua adalah karakter dan lapisan paling dalam adalah jati diri. Kepribadian yang kita tampilkan keseharian sering belum menampilkan karakter kita yang sesungguhnya.
Pengertian dari jati diri dan karakter bangsa dapat digambarkan dengan suatu bulatan yang berisi empat lingkaran. Jati diri adalah siapa diri kita sesungguhnya, fitrah manusia, atau juga sifat-sifat dasar manusia.
Pada pengembangannya, jati diri merupakan totalitas penampilan atau kepribadian seseorang yang akan mencerminkan secara utuh pemikiran, sikap dan perilakunya. Sehingga seorang yang berjati diri bisa menampilkan siapa dirinya yang sesungguhnya tanpa menggunakan kedok/topeng dan mampu secara tampil dengan keadaan yang sebenarnya dengan mengintegrasikan antara jati diri, karakter dan kepribadiannya.
Disamping itu jati diri bangsa dapat menampilkan tiga fungsi, yaitu: Penanda keberadaan atau eksistensinya (Bangsa yang tidak mempunyai jati diri bangsa tidak akan eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara) Pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya juang, dan kekuatan bangsa (Ini akan tercermin dalam kondisi bangsa pada umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada khusunya) Pembeda dengan bangsa lain di dunia (Di sinilah harus tampak makna pancasila sebagai yang harus bisa kita banggakan dan unggulkan, yang merupakan pembeda dari bangsa-bangsa lain di dunia).
Jati diri bangsa adalah suatu pilihan, dimana jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan atau tampilan dari karakter bangsa Indonesia. Karakter bangsa merupakan akumulasi atau sinergi dari karakter individu anak bangsa yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Dimana karakter bangsa akan ditampilkan sebagai nilai-nilai luhur yang digali dari kehidupan nyata oleh founding fathers dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal sebagai Pancasila, sehingga jati diri bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya. Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku kita. Jadi, karena karakter harus diwujudkan melalui nilai-nilai moral yang dipatrikan untuk menjadi semacam nilai intrinsik dalam diri kita, yang akan melandasi sikap dan perilaku kita, tentu karakter tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus kita bentuk, kita tumbuh kembangkan dan kita bangun.
Keterkaitan antara jati diri, karakter dan perilaku sebagai suatu proses dapat digambarkan sebagai berikut, berawal dari jati diri yang merupakan fitrah manusia yang mengandung sifat-sifat dasar yang diberikan oleh Tuhan dan merupakan potensi yang dapat memancar dan ditumbuhkembangkan. Karakter inilah yang akan melandasi sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilkan tampilnya perilaku seperti budi pekerti ataupun akhlak maupun penampilan bermoral yang memiliki daya juang untuk mencapai suatu tujuan yang mulia.
Jadi, seorang yang berkarakter tidak cukup hanya sebagai seorang yang baik saja, tetapi orang berkarakter adalah orang yang baik, mampu menggunakan nilai baik tersebut melalui suatu daya juang mencapai tujuan mulia yang dicanangkan. Kalau karakter tidak kita bangun, maka rongga yang ada sebagai tempat landasan sikap dan perilaku dapat diibaratkan akan diisi oleh hawa nafsu bahkan mungkin setan yang merajalela.

2.                  Proses Pembentukan Karakter Dan Jati Diri
Pembentukan karakter dan jati diri berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk kebiasaan dan membiasakannya dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah sifat dan karakter dari kebiasaan tersebut. Kebiasaan dapat ditumbuhkan dengan melakukan berulang-ulang sampai kebiasaan itu berlangsung secara otomatis. Kebiasaan juga merupakan cara berbuat atau bertindak yang dimiliki seseorang dan diperolehnya melalui proses belajar.
Menurut Hilgard ”habit is any sort of smooth-running repetitive activity, composed of recognizable movement patterns”, maksudnya adalah kebiasaan merupakan aktifitas yang diulang-ulang dan terdiri dari pola-pola gerakan yang dapat dikenali. Aktifitas tersebut umumnya berupa skill. Menurutnya juga ” habit are relatively automatic, repeated movement patterns, especially as they are revealed in skill movement”. Kebiasaan merupakan aktifitas yang bersifat otomatis, diulang-ulang, dan yang paling terlihat pada keterampilan bergerak. Skill atau keterampilan ini layaknya cara berjalan, cara makan yang diajarkan pada anak. Jika itu diulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan. cepat atau lambat kebiasaan ini akan menetap, hingga akan sulit dibedakan dengan pembawaan seseorang.
Kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan merasa ini pada mulanya sukar bagi si anak untuk melakukannya. Dalam hal ini belajar adalah proses yang berlangsung dan berlanjut dari masa kecil hingga dewasa dalam interaksinya dengan masyarakat sebagai individu sosial. Sosialisasi yang berlanjut dan berlangsung ini lama kelamaan akan menjadi kebiasaan.
Dengan demikian, kebiasaan tercipta merupakan dari sebuah proses aktifitas yang sering dan selalu diulang-ulang. Hingga kebiasaan itu terbentuk dan menjadi menetap pada diri seseorang dan menjadi karakter kepribadiannya.

3.    Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa
Jati diri seseorang akan membedakan dirinya dari orang lain. Demikian juga jati diri suatu bangsa akan membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Oleh karena itu, sungguh memprihatinkan bila ada suara-suara yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri namun suara-suara itu muncul bukan tanpa sebab.
Dalam istilah yang lebih populer, sebagai bangsa kita diharapkan untuk dapat menyatukan rasa (nilai), cipta (sikap), dan karsa (perilaku). Masalah jati diri sesungguhnya lebih hakiki dan memiliki makna kultural yang luhur, yaitu perwujudan nur akidah dalam bentuk rasa dan gaya gerak kehidupan itu sendiri. Jati diri bukan sekedar membedakan seseorang atau suatu bangsa secara fisik, tetapi lebih-lebih yang tersurat dan tersirat secara spiritual dan cultural.
Untuk dapat menuai cita-cita, disamping menanam dan menuai watak atau karakter yang baik, kita harus pula memiliki kebiasaan yang baik. Watak atau karakter yang baik hanya akan didapat bila dibina, dibangun, dan ditempa dengan kebiasaan baik secara berkelanjutan. Suatu bangsa tidak akan mengalami perubahan, bila pribadi-pribadi yang membangunnya menjadi sebuah bangsa tidak mau berubah.

C.               Peranan Musik Dalam Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa

Musik masih menjadi satu media yang digemari banyak kalangan. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya para pecinta musik tanah air yang bahkan sampai rela menghabiskan waktu dan uangnya untuk dapat menghadiri konser musik idola mereka. Musik-musik yang sering didengar setiap waktu secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi sikap dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan musik-musik beraliran keras dengan tema perpecahan maka akan terbentuk jiwa dan pribadi yang keras di dalam dirinya begitu pun sebaliknya, bila seseorang mendengarkan musik yang penuh dengan tema perdamaian, maka ia akan berusaha untuk menjadi sosok yang damai di lingkungannya.
Kaitannya dengan pembentukan karakter dan jati diri bangsa, maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela negara adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan realita kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang lebih interaktif.
Namun sayangnya, kalangan awam berpendapat musik patriotik atau yang membentuk jati diri bangsa hanyalah musik kebangsaan yang sejak awal hanya dinyanyikan pada hari kemerdekaan saja; hingga mereka merasa bahwa rasa patriot dan nasionalis yang tertanam dalam jiwa dan benak mereka hanya pada hari tertentu saja.
Karenanya, tidak mengherankan bila Indonsia dengan SDM dan SDA yang berlimpah mengalami banyak kesulitan dalam kehidupan berbangsa. Beragam kasus seperti sidangan kasus bailout bank century yang penuh dengan rekayasa, perselisihan, dan pertikaian. Para anak bangsa seolah lupa dengan lirik lagu yang mengisahkan tentang pengorbanan ibu pertiwi yang bersusah hati memanfaatkan kekayaan alam untuk kemajuan bangsa ini. Hal ini adalah imbas karena lagu-lagu kebangsaan hanya disenandungkan pada hari-hari kebangsaan saja; hingga mereka lengah dengan betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan para pahlawan membangun bangsa ini.
Musik pembentuk karakter dan jati diri bangsa bukan hanya terbatas pada musik atau lagu kebangsaan semata. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkembangan musik mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak sekali aliran-aliran dalam musik yang ada, seperti: musik klasik, rakyat, tradisional, keagamaan, blues, jazz, country, pop, rock, dangdut, melayu, dan lain-lain. Namun yang ingin saya tekankan disini adalah bukan jenis-jenis aliran musik itu sendiri melainkan lirik atau tema dari musik. Lirik atau tema atau juga isi dari musik itu sendiri lah yang akan lebih mempengaruhi pemikiran seseorang karena ia seakan menasihati dirinya dengan kata-kata atau isi dari musik yang ia dengar.
Disini penulis memberikan beberapa contoh lirik-lirik musik yang dapat membentuk karakter dan jati diri bangsa ini, antara lain:
BERKIBARLAH BENDERAKU
Karya: Ibu Soed

Berkibarlah benderaku
lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan dikau
Tak gentar hasratku membela
Sang merah putih yang tercinta
berkibarlah slama2nya

Selain dari contoh lirik lagu diatas, musik-musik pembentuk karakter bangsa yang terpenting adalah yang mengandung nilai patriot, nasionalis, cinta tanah air, perjuangan, kasih sayang antar sesama, persatuan dan kesatuan, dan lain-lain yang memiliki nilai kebaikan untuk individu atau pun bangsa.
Dengan sering mendengarkan musik-musik seperti inilah maka niscaya akan timbul rasa bela negara yang akan membentuk karakter dan jati diri bangsa ini sehingga bangsa ini akan lebih disegani dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.












BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi itu). Musik memiliki peran dan dampak yang besar terhadap terbentuknya karakter dan jati diri seseorang. Untuk menimbulkan pengaruh tersebut, dibutuhkan kebiasaan yang konsisten.
 Mereka yang sering mendengarkan musik-musik bertemakan rasa bela negara maka yang akan selalu terlintas dalam benaknya adalah rasa patriot dan bela negara yang tinggi.
Musik yang bertemakan rasa bela negara ini tidak didominasi oleh satu aliran/genre musik tertentu. Namun bisa mewarnai semua jenis aliran musik selama lirik dan temanya berkenaan dengan rasa bela negara.

B.  Saran
Musik bertemakan bela negara bisa dibilang sangat langka keberadaannya. Hal ini dikarenakan kurangnya minat pendengarnya akan musik tersebut. Sebagai anak bangsa yang peduli akan bangsanya, hendaknya mau membiasakan diri dan lingkungannya untuk terbiasa mendengarkan musik bertemakan bela negara.
Mengingat anak muda masa kini cenderung menyukai musik yang dikemas secara ringan dan komunikatif, maka musik bertemakan bela negara ini hendaknya mampu dikemas sesuai dengan selera masa kini, hingga tidak kehilangan pamor dan penggemarnya.








DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Hutabarat, E.P. Cara Belajar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1988.
Ernest R Hilgard. Introduction to psycologi Harcourt. Inc New York: Brace & word, 1962
Eysenck, H.J. Encyclopedia of psycology. Fantana/Collins in association with search press:1972
Tim Sosialisasi penyemaian jati diri bangsa. Membangun Kembali Karakter Bangsa.
Jakarta: Alex media komputindo, 2003.
Abu Alghifari. Memburu idola melupakan jati diri. Bandung: Mujahid Press, 2004
http://id.wikipedia.org/wiki/Musik., Rabu 23 Maret 2019, pukul 20.30 WIB
http://www.google.com/pengaruh musik., Rabu 23 Maret 2019, pukul 20.35 WIB
http://www.pelita.or.id/cetak artikel.php?id=40111.


Komentar