PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Peran Musik Dalam Pembentukan
Karakter Bangsa Indonesia”
Disusun Oleh :
Irvan Dwi Yanda / 22317992
Kelas : 2TB04
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen pembimbing saya yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................I
Daftar
Isi..............................................................................................................II
BAB I
Pendahuluan........................................................................................................1
A.
Latar
Belakang
Masalah.....................................................................1
B.
Masalah……………..........................................................................2
C.
Rumusan
Masalah..............................................................................2
D.
Manfaat…………………………......................................................3
BAB II
Pembahasan..........................................................................................................3
A.
Music........................................................................................................3
B.
Karakter
dan Jati Diri Bangsa..................................................................5
C. Peranan
Musik Dalam Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa…....8
BAB III
Penutup................................................................................................................10
A.
Kesimpulan…………..............................................................................10
B.
Saran
.......................................................................................................10
Daftar
Pustaka.....................................................................................................11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada
saat sekarang ini, banyak grup band musik pop bermunculan, seperti Ungu, ST 12,
Nidji, D’Masiv, Kotak, dan sebagainya. Selain karena musik yang dibawakan ringan, juga karena mereka memiliki
gaya dan ciri khas masing-masing sehingga lebih dikenal oleh masyarakat. Tidak sedikit dari masyarakat yang membentuk
”fans club” atau penggemar dari setiap band tersebut. Orang dewasa hingga
anak-anak kecil sangat menggandrungi band-band muda tersebut dimana lagu yang
umumnya dibawakan bertemakan cinta. Lagu yang mereka sering dengar tersebut
dapat mempengaruhi karakter dan jati diri mereka. Hal ini secara tidak langsung
mengindikasikan bahwa lagu memiliki dampak dan pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter dan jati diri seseorang.
Dengan
melihat indikasi diatas, tak mengherankan bila tema musik yang berkembang saat
ini lebih dominan pada tema cinta, putus cinta, ataupun tema keseharian yang
bersifat individualistis. Hal tersebut tak urung menghasilkan individu
masyarakat yang berkarakter individualistik. Lebih dari itu, karakter
individualistis musik pun makin berani tampil dengan tema-tema liriknya yang
terkesan vulgar. Hal ini sangat jelas terlihat dari lagu mari bercintanya Aura
kasih dan Vicky Shu, Makhluk tuhan paling sexi yang dibawakan Mulan Jamila,
Cinta satu malamnya Melinda dan banyak lagi. Lirik yang harusnya dikonsumsi
oleh orang dewasa ini, karena musiknya yang asik akhirnya justru lebih banyak
dinyanyikan oleh anak-anak.
Berdasarkan latar belakang di atas
saya tertarik untuk membahas dan mendalaminya dengan membuat karya tulis ilmiah yang berjudul, ”Peranan
Musik dalam Membentuk Karakter dan Jati Diri Bangsa”.
B.
Masalah
1.
Lagu dan musik memiliki dampak dan
pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter dan jati diri seseorang.
2.
Tema musik yang berkembang saat ini lebih
dominan pada tema cinta, putus cinta, ataupun tema keseharian yang bersifat
individualistis.
3.
Lirik yang harusnya dikonsumsi oleh orang
dewasa, karena musiknya yang asik membuatnya lebih banyak dinyanyikan oleh
anak-anak.
4.
Musik bisa dikondisikan untuk menjadi satu
alat dalam pembentukan karakter dan jati
diri bangsa bagi semua
C.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah musik berperan dalam membentuk
karakter dan jati diri bangsa?
2.
Musik seperti apa yang dapat membentuk
karakter dan jati diri bangsa?
3.
Nilai-nilai musik mana yang dapat
membentuk karakter dan jati diri bangsa?
4.
Bagaimana nilai-nilai tersebut dapat
dibentuk?
D.
Manfaat
Manfaat
penulisan karya makalah ini agar para penyuka musik dapat menjadikan musik
sebagai sarana untuk mengembalikan dirinya sebagai anak bangsa yang mampu
menjadikan bangsanya sebagai bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lainnya
dibelahan bumi manapun.
Tujuannya agar para generasi muda bangsa ini mampu
memiliki karakter yang baik dan mampu menjadi generasi yang memajukan bangsa
dan negaranya dengan memanfaatkan media yang mereka sukai, yakni music.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Musik
1.
Definisi Musik
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Inonesia), musik
adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan. Sedangkan menurut Wikipedia musik adalah bunyi yang diterima
oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera
seseorang.
Dengan demikian, maka dipahami bahwa musik adalah
suatu bunyi nada atau suara yang disusun sehingga menghasilkan kesatuan dan
kesinambungan bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk didengar.
2.
Perkembangan Musik
Dalam sejarah kehidupan manusia, musik merupakan
bagian yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia itu
sendiri. Musik oleh manusia dijadikan sebagai media untuk menuturkan sesuatu
dari dalam jiwanya yang tidak mampu dibahasakan melalui bahasa konvensional.
Seni musik merupakan bagian dari proses kreatif manusia dalam mengolah
bunyi-bunyian yang tercipta oleh alam. Unsur bunyi alam seperti suara unggas,
denting kayu, gesekan bambu, rintik hujan dan sebagainya, diolah ke dalam
bentuk instrumen musik yang tercipta dari tingkat ketrampilan dan pemahaman
seniman tentang keselarasan bunyi instrumen dengan ritme kehidupan alam
lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan zaman musik pun ikut
berkembang dengan macam dan jenis alirannya yang semakin beraneka ragam,
seperti: musik klasik, rakyat, tradisional, keagamaan, blues, jazz, country,
pop, rock dan lain-lain.
3. Peran
Musik Dalam Kehidupan Manusia
Musik memiliki peran secara stimultan dalam diri
pendengarnya. Terlebih pada mereka yang sangat menikmatinya. Pemilihan jenis
atau lirik musik bisa merupakan bias dari perilaku pendengarnya, namun juga
bisa menjadi satu stimulus untuk membentuk perilaku pendengarnya. Sebagai
contoh, orang yang sedang bersedih, umumnya suka mendengarkan lagu-lagu sendu.
Namun terkadang, orang yang sedang bersedih sengaja mendengarkan lagu-lagu gembira
atau penyemangat untuk bisa mengubah suasana hatinya.
Selain itu, musik pun berpengaruh pada fisik,
intelegensi dan emosi pendengarnya, sebagaimana bisa dilihat dalam bagan
sebagai berikut: Irama denyut nadi, denyut jantung, logat dan intonasi bicara,
aliran darah, ayunan langkah dan sebagainya. Tampak dalam bagan bahwa umumnya
ekspresi musik berpengaruh pada fisik pendengarnya, dan hal ini tampak pada
orang yang mendengar music dan tanpa sadar ia mengangguk-anggukan kepala
ataupun menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti irama dan juga berpengaruh pada
intelegensia dan emosi sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian yang membuktikan
bahwa musik, terutama music klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ
(Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien).
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan
musik akan memiliki kecerdasan emosional dan intelegensi yang lebih berkembang
dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik
disini adalah music yang memiliki irama teratur
dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada “miring”. Tingkat
kedisiplinan anak yang sering mendengarkan music juga lebih baik dibanding
dengan anak yang jarang mendengarkan music.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan,
“Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia
sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter,
dan bahkan raga manusia”. Untuk memastikan kedahsyatan pengaruh musik pada
seseorang, psikolog Lewis, Dember, Schefft dan Radenhausen sengaja menyelidiki
hubungan antara musik dengan suasana hati tahun 1995. Mereka memilah musik dan
juga video dalam kategori positif dan negatif. Hasilnya, musik memiliki
pengaruh besar tapi tidak demikian dengan video. Musik dengan kategori positif
menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif dan sebaliknya.
Dengan kata lain, musik yang positif akan membawa kita
kepada suasana hati yang positif dan sebaliknya. Karena itu, mereka yang
bertemperamen melankolik dan introvert misalnya, bisa memakai musik yang
positif untuk membantu Anda lebih ceria dan ekstrovert. Sebaliknya, mereka yang
cenderung bertemperamen super aktif dan ekstrovert bisa mendengarkan lagu-lagu
bernada tenang dengan lirik yang menyiratkan kedamaian hati. Musik memang tidak
serta-merta mengubah kepribadian seseorang, tapi musik dapat membantu
menciptakan suasana hati yang tepat. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang
menyukai music.
B.
Karakter
dan Jati Diri Bangsa
1.
Hakikat Karakter dan Jati Diri Bangsa
Jati diri seseorang secara utuh dapat digambarkan
dengan suatu simbol yang berlapis. Lapisan yang paling luar menunjukkan
kepribadian yang ditampilkan keseharian (yang juga berisi identitas dan
temperamen), lapisan kedua adalah karakter dan lapisan paling dalam adalah jati
diri. Kepribadian yang kita tampilkan keseharian sering belum menampilkan
karakter kita yang sesungguhnya.
Pengertian dari jati diri dan karakter bangsa dapat
digambarkan dengan suatu bulatan yang berisi empat lingkaran. Jati diri adalah
siapa diri kita sesungguhnya, fitrah manusia, atau juga sifat-sifat dasar
manusia.
Pada pengembangannya, jati diri merupakan totalitas
penampilan atau kepribadian seseorang yang akan mencerminkan secara utuh
pemikiran, sikap dan perilakunya. Sehingga seorang yang berjati diri bisa
menampilkan siapa dirinya yang sesungguhnya tanpa menggunakan kedok/topeng dan
mampu secara tampil dengan keadaan yang sebenarnya dengan mengintegrasikan
antara jati diri, karakter dan kepribadiannya.
Disamping itu jati diri bangsa dapat menampilkan tiga
fungsi, yaitu: Penanda keberadaan atau eksistensinya (Bangsa yang tidak
mempunyai jati diri bangsa tidak akan eksis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara) Pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa (Ini akan tercermin dalam kondisi bangsa pada
umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada khusunya) Pembeda dengan bangsa lain
di dunia (Di sinilah harus tampak makna pancasila sebagai yang harus bisa kita
banggakan dan unggulkan, yang merupakan pembeda dari bangsa-bangsa lain di
dunia).
Jati diri bangsa adalah suatu pilihan, dimana jati
diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan atau tampilan dari karakter bangsa
Indonesia. Karakter bangsa merupakan akumulasi atau sinergi dari karakter
individu anak bangsa yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Dimana karakter
bangsa akan ditampilkan sebagai nilai-nilai luhur yang digali dari kehidupan
nyata oleh founding fathers dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal
sebagai Pancasila, sehingga jati diri bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan
internalisasi nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya.
Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui
pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan, menjadi
nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku kita. Jadi, karena karakter
harus diwujudkan melalui nilai-nilai moral yang dipatrikan untuk menjadi
semacam nilai intrinsik dalam diri kita, yang akan melandasi sikap dan perilaku
kita, tentu karakter tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus kita
bentuk, kita tumbuh kembangkan dan kita bangun.
Keterkaitan
antara jati diri, karakter dan perilaku sebagai suatu proses dapat digambarkan
sebagai berikut, berawal dari jati diri yang merupakan fitrah manusia yang
mengandung sifat-sifat dasar yang diberikan oleh Tuhan dan merupakan potensi
yang dapat memancar dan ditumbuhkembangkan. Karakter inilah yang akan melandasi
sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilkan tampilnya perilaku seperti budi
pekerti ataupun akhlak maupun penampilan bermoral yang memiliki daya juang
untuk mencapai suatu tujuan yang mulia.
Jadi,
seorang yang berkarakter tidak cukup hanya sebagai seorang yang baik saja,
tetapi orang berkarakter adalah orang yang baik, mampu menggunakan nilai baik
tersebut melalui suatu daya juang mencapai tujuan mulia yang dicanangkan. Kalau
karakter tidak kita bangun, maka rongga yang ada sebagai tempat landasan sikap
dan perilaku dapat diibaratkan akan diisi oleh hawa nafsu bahkan mungkin setan
yang merajalela.
2.
Proses Pembentukan Karakter Dan Jati Diri
Pembentukan
karakter dan jati diri berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk kebiasaan
dan membiasakannya dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah sifat dan
karakter dari kebiasaan tersebut. Kebiasaan dapat ditumbuhkan dengan melakukan
berulang-ulang sampai kebiasaan itu berlangsung secara otomatis. Kebiasaan juga
merupakan cara berbuat atau bertindak yang dimiliki seseorang dan diperolehnya melalui
proses belajar.
Menurut
Hilgard ”habit is any sort of smooth-running repetitive activity, composed of
recognizable movement patterns”, maksudnya adalah kebiasaan merupakan aktifitas
yang diulang-ulang dan terdiri dari pola-pola gerakan yang dapat dikenali.
Aktifitas tersebut umumnya berupa skill. Menurutnya juga ” habit are relatively
automatic, repeated movement patterns, especially as they are revealed in skill
movement”. Kebiasaan merupakan aktifitas yang bersifat otomatis, diulang-ulang,
dan yang paling terlihat pada keterampilan bergerak. Skill atau keterampilan
ini layaknya cara berjalan, cara makan yang diajarkan pada anak. Jika itu
diulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan. cepat atau lambat kebiasaan ini akan
menetap, hingga akan sulit dibedakan dengan pembawaan seseorang.
Kebiasaan
bertingkah laku, berpikir dan merasa ini pada mulanya sukar bagi si anak untuk
melakukannya. Dalam hal ini belajar adalah proses yang berlangsung dan
berlanjut dari masa kecil hingga dewasa dalam interaksinya dengan masyarakat
sebagai individu sosial. Sosialisasi yang berlanjut dan berlangsung ini lama
kelamaan akan menjadi kebiasaan.
Dengan
demikian, kebiasaan tercipta merupakan dari sebuah proses aktifitas yang sering
dan selalu diulang-ulang. Hingga kebiasaan itu terbentuk dan menjadi menetap
pada diri seseorang dan menjadi karakter kepribadiannya.
3. Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa
Jati
diri seseorang akan membedakan dirinya dari orang lain. Demikian juga jati diri
suatu bangsa akan membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Oleh karena
itu, sungguh memprihatinkan bila ada suara-suara yang mengatakan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri namun suara-suara itu
muncul bukan tanpa sebab.
Dalam
istilah yang lebih populer, sebagai bangsa kita diharapkan untuk dapat
menyatukan rasa (nilai), cipta (sikap), dan karsa (perilaku). Masalah jati diri
sesungguhnya lebih hakiki dan memiliki makna kultural yang luhur, yaitu
perwujudan nur akidah dalam bentuk rasa dan gaya gerak kehidupan itu sendiri.
Jati diri bukan sekedar membedakan seseorang atau suatu bangsa secara fisik,
tetapi lebih-lebih yang tersurat dan tersirat secara spiritual dan cultural.
Untuk
dapat menuai cita-cita, disamping menanam dan menuai watak atau karakter yang
baik, kita harus pula memiliki kebiasaan yang baik. Watak atau karakter yang
baik hanya akan didapat bila dibina, dibangun, dan ditempa dengan kebiasaan
baik secara berkelanjutan. Suatu bangsa tidak akan mengalami perubahan, bila
pribadi-pribadi yang membangunnya menjadi sebuah bangsa tidak mau berubah.
C.
Peranan
Musik Dalam Membentuk Karakter Dan Jati Diri Bangsa
Musik masih menjadi satu media yang
digemari banyak kalangan. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya para
pecinta musik tanah air yang bahkan sampai rela menghabiskan waktu dan uangnya
untuk dapat menghadiri konser musik idola mereka. Musik-musik yang sering
didengar setiap waktu secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi
sikap dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan musik-musik beraliran
keras dengan tema perpecahan maka akan terbentuk jiwa dan pribadi yang keras di
dalam dirinya begitu pun sebaliknya, bila seseorang mendengarkan musik yang
penuh dengan tema perdamaian, maka ia akan berusaha untuk menjadi sosok yang
damai di lingkungannya.
Kaitannya dengan pembentukan
karakter dan jati diri bangsa, maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering
mendengarkan musik yang bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi
yang patriot dan menjadi pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan
rasa patriot dan bela negara adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi
memiliki lirik tentang patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah
air, bela negara, dan realita kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang dikemas
secara menarik dengan gaya bahasa yang lebih interaktif.
Namun sayangnya, kalangan awam
berpendapat musik patriotik atau yang membentuk jati diri bangsa hanyalah musik
kebangsaan yang sejak awal hanya dinyanyikan pada hari kemerdekaan saja; hingga
mereka merasa bahwa rasa patriot dan nasionalis yang tertanam dalam jiwa dan
benak mereka hanya pada hari tertentu saja.
Karenanya, tidak mengherankan bila
Indonsia dengan SDM dan SDA yang berlimpah mengalami banyak kesulitan dalam
kehidupan berbangsa. Beragam kasus seperti sidangan kasus bailout bank century
yang penuh dengan rekayasa, perselisihan, dan pertikaian. Para anak bangsa
seolah lupa dengan lirik lagu yang mengisahkan tentang pengorbanan ibu pertiwi
yang bersusah hati memanfaatkan kekayaan alam untuk kemajuan bangsa ini. Hal
ini adalah imbas karena lagu-lagu kebangsaan hanya disenandungkan pada
hari-hari kebangsaan saja; hingga mereka lengah dengan betapa besarnya
perjuangan dan pengorbanan para pahlawan membangun bangsa ini.
Musik pembentuk karakter dan jati
diri bangsa bukan hanya terbatas pada musik atau lagu kebangsaan semata.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkembangan musik mengikuti
perkembangan zaman sehingga banyak sekali aliran-aliran dalam musik yang ada,
seperti: musik klasik, rakyat, tradisional, keagamaan, blues, jazz, country,
pop, rock, dangdut, melayu, dan lain-lain. Namun yang ingin saya tekankan
disini adalah bukan jenis-jenis aliran musik itu sendiri melainkan lirik atau
tema dari musik. Lirik atau tema atau juga isi dari musik itu sendiri lah yang
akan lebih mempengaruhi pemikiran seseorang karena ia seakan menasihati dirinya
dengan kata-kata atau isi dari musik yang ia dengar.
Disini penulis memberikan beberapa
contoh lirik-lirik musik yang dapat membentuk karakter dan jati diri bangsa
ini, antara lain:
BERKIBARLAH
BENDERAKU
Karya: Ibu
Soed
Berkibarlah
benderaku
lambang
suci gagah perwira
Di seluruh
pantai Indonesia
Kau tetap
pujaan bangsa
Siapa
berani menurunkan dikau
Tak gentar
hasratku membela
Sang merah
putih yang tercinta
berkibarlah
slama2nya
Selain dari contoh lirik lagu
diatas, musik-musik pembentuk karakter bangsa yang terpenting adalah yang
mengandung nilai patriot, nasionalis, cinta tanah air, perjuangan, kasih sayang
antar sesama, persatuan dan kesatuan, dan lain-lain yang memiliki nilai
kebaikan untuk individu atau pun bangsa.
Dengan sering mendengarkan
musik-musik seperti inilah maka niscaya akan timbul rasa bela negara yang akan
membentuk karakter dan jati diri bangsa ini sehingga bangsa ini akan lebih
disegani dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Musik
adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi itu). Musik memiliki peran dan dampak yang besar terhadap
terbentuknya karakter dan jati diri seseorang. Untuk menimbulkan pengaruh
tersebut, dibutuhkan kebiasaan yang konsisten.
Mereka yang sering mendengarkan musik-musik
bertemakan rasa bela negara maka yang akan selalu terlintas dalam benaknya
adalah rasa patriot dan bela negara yang tinggi.
Musik
yang bertemakan rasa bela negara ini tidak didominasi oleh satu aliran/genre
musik tertentu. Namun bisa mewarnai semua jenis aliran musik selama lirik dan
temanya berkenaan dengan rasa bela negara.
B. Saran
Musik bertemakan bela negara bisa dibilang sangat
langka keberadaannya. Hal ini dikarenakan kurangnya minat pendengarnya akan
musik tersebut. Sebagai anak bangsa yang peduli akan bangsanya, hendaknya mau
membiasakan diri dan lingkungannya untuk terbiasa mendengarkan musik bertemakan
bela negara.
Mengingat anak muda masa kini cenderung menyukai musik
yang dikemas secara ringan dan komunikatif, maka musik bertemakan bela negara
ini hendaknya mampu dikemas sesuai dengan selera masa kini, hingga tidak
kehilangan pamor dan penggemarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Hutabarat,
E.P. Cara Belajar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1988.
Ernest
R Hilgard. Introduction to psycologi Harcourt. Inc New York: Brace & word,
1962
Eysenck,
H.J. Encyclopedia of psycology. Fantana/Collins in association with search
press:1972
Tim
Sosialisasi penyemaian jati diri bangsa. Membangun Kembali Karakter Bangsa.
Jakarta:
Alex media komputindo, 2003.
Abu
Alghifari. Memburu idola melupakan jati diri. Bandung: Mujahid Press, 2004
http://id.wikipedia.org/wiki/Musik.,
Rabu 23 Maret 2019, pukul 20.30 WIB
http://www.google.com/pengaruh
musik., Rabu 23 Maret 2019, pukul 20.35 WIB
http://www.pelita.or.id/cetak
artikel.php?id=40111.
Komentar
Posting Komentar